Umumnya Rujak adalah Makanan yang terdiri dari buah-buahan dan rasanya yang pedas, tapi jada juga yang beda.
Berikut Jenis-Jenis Rujak di Nusantara:
1. Rujak Kuah Pindang di Bali
Kuliner khas Bali ini memiliki cita rasa yang unik. Pedas, kecut, gurih dan sedikit amis.
Rujak berkuah ini disajikan dengan isian buah-buahan, seperti mangga muda, pepaya muda, jeruk Bali, dan kedondong. Dalam penyajiannya, buah harus dipotong tipis-tipis agar kuah dapat meresap.
Kuah rujak ini terbuat dari rebusan kepala ikan. Jadi, tak usah heran jika baunya agak amis. Meski terkesan amis dan bau, rujak kuah pindang memiliki rasa yang beda. Percaya atau tidak, setelah mencobanya Anda pasti langsung ketagihan.
2. Rujak Rumput Laut di Bali
Rujak ini sangat populer di kawasan kota Denpasar. Terutama bagi mereka para pencinta rujak Bali, rujak bulung adalah sebuah makanan alternatif yang memperkaya petualangan kuliner tradisional di tanah Seribu Pura ini. Fakta menarki lainnya adalah rujak bulung dengan bumbu kuah pindang ini hanya akan dapat kita temukan di seputaran kota Denpasar.
3. Rujak Gohu di Manado
Rujak Gohu ini sehat karena kaya vitamin A dan C, dan sarat serat, karena bahannya yang unik.
4. Rujak Shanghai di Jakarta
Biasanya, rujak dikenal sebagai makanan berbahan buah segar dan diberi sambal kacang sebagai pelengkap rasa. Tapi, apa rasanya jika rujak buah ini dipadukan dengan makanan berbahan hewani. Makanan unik satu ini bisa Anda temui di warung milik Cik Encim, di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat.
Di warung milik Cik Encim yang buka dari pukul 8 pagi hingga 4 sore ini, Anda dapat menikmati rujak yang ditambahkan cumi kering, jenis juhi dan ubur-ubur. Orang pun menyebut nama menu masakan China buatan Cik Encim dengan nama rujak Shanghai.
Jika dilihat dari bahannya, rujak Shanghai sedikit mirip dengan rujak asal Surabaya, yakni rujak Cingur. Bedanya, jika rujak Cingur lebih didominasi dengan bahan kikil atau jeroan, maka rujak Shanghai terbuat dari bahan juhi dan ubur-ubur.
Cia Hung, generasi kedua keturunan Cik Encim mengaku, pembuatan rujak Shanghai begitu sederhana dan tak melalui proses yang rumit. Menurutnya, sebelum disajikan, juhi dan ubur-ubur yang sudah dikeringkan, terlebih dulu direbus agar daging Juhi dan Ubur-ubur menjadi lembut. Setelah itu, barulah kedua binatang laut ini dipotong kecil-kecil dan kemudian ditaruh di piring.
Untuk memberikan rasa segar dalam masakannya, Cia Hung menambahkan sayur kangkung dan mentimun yang diiris kecil hingga menjadi acar. Kemudian, irisan mentimun dan kangkung dicampur menjadi satu dengan daging Juhi dan Ubur-ubur. Barulah masakan segar itu diberi kecap asin dan saus sambal atau tomat dengan ditaburi tumbukan kacang tanah sebagai kuahnya.
Biasanya, sebelum menikmati rujak Shanghai, aduk terlebih dulu campuran masakan agar rasanya merata. Rasa rujak Shanghai, yang asam, asin, dan manis ini benar-benar bisa menggoyang lidah Anda. Sekali mencicipi makanan resep Cik Encim ini, pasti bisa ketagihan. Untuk tiap porsi rujak Shanghai dijual seharga Rp20 ribu.
Menurut putri Cik Encim, Cia Hung, orang sering beranggapan jika rujak Shanghai merupakan makanan kas dari Shanghai. Tapi itu salah kaprah. Menurut Cia Hung, nama Shanghai diambil dari letak warung Cik Encim yang berada dekat dengan bioskop Shanghai pada 1960-an. Saat itu, orang-orang sekitar sering menyebut rujak milik Cik Encim sebagai rujak bioskop atau rujak Shanghai. Nama itu melekat hingga saat ini.
Lokasi: Jl. Pancoran, Glodok, Jakarta Barat
Jam buka: 08.00 - 16.00 WIB
Harga: Rp20.000 per porsi
Silahkan Klik di Bawah ini :
0 komentar:
Posting Komentar